Sabtu, 17 Januari 2009

menyiapkan kaum muda jadi wiraswsta

Menyiapkan Kaum Muda Jadi Wiraswasta*
Oleh: Dedi, ST

Tidak banyak anak muda yang berhasil seperti Elang Gumilang (23) di usianya
yang masih relatif muda telah berhasil menjadi pengembang perumahan dengan
omzet hingga 17 Milyar. Angka yang sangat fantastis untuk anak seusia Elang.

Di negeri ini kaum muda yang mampu mengembangkan diri dalam hal wirausaha
sangat minim sekali. Jikalau diantara sepuluh orang anak muda Indonesia
diberi bantuan dana 10 juta, maka pada saat yang sama mereka akan
kebingungan untuk menggunakan uang tersebut hingga berhasil guna.

Lemahnya visi kewirausahaan kaum muda ini harus dijawab oleh sistem
pendidikan nasional. Kaum muda yang tidak memiliki jiwa enterpreneurship
akan sulit bersaing di era globalisasi. Memang tidak harus semua anak muda
Indonesia diarahkan untuk menjadi pelaku wirausaha. Tetapi minimal
semangatnya dimiliki semua orang. Agar bangsa ini kedepan bisa menghasilkan
karya-karya besar hasil dari kaum mudanya.

Konteks wirausaha ini sebetulnya bukan semata-mata berbisnis dan seringkali
diasosiasiakan seperti pedagang. Wirausaha yang dimaksud adalah sikap
mental yang mampu membaca peluang dan bisa memanfaatkan peluang itu hingga
bernilai bisnis. Sekarang ini banyak kaum muda yang bermental menjadi
pekerja. Jarang sekali diantara mereka yang memiliki visi untuk
mempekerjakan orang lain.

Visi kewirausahaan perlu ditularkan oleh orang-orang yang sudah berhasil di
dunia bisnis. Hal ini penting untuk memompa semangat kaum muda, agar bisa
mengembangkan dirinya. Seperti yang dilakukan oleh begawan properti
Indonesia Ciputra. Dengan mendirikan sekolah enterpreneurship. Bagi Ciputra
enterpreneurship adalah tonggak sebuah bangsa.

Jika kaum muda di suatu bangsa tidak memiliki visi kewirausahaan, bangsa
tersebut akan menjadi pasar yang potensial bagi korporasi
multinasional. Kekayaan
alam akan habis dieksploitasi bangsa lain, sementara anak bangsa sendiri
cukup puas menjadi konsumen aktif karya bangsa lain.

*Kompetisi *

Pada tahun-tahun mendatang persaingan sumber daya manusia akan terjadi
sangat ketat. Apalagi dunia sekarang ini sangat terbuka, perdagangan bebas
dan masuknya korporasi multinasional kedalam negeri perlu diimbangi dengan
penyiapan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.

Penyiapan itu dimulai dengan memberikan pendidikan dini terhadap generasi
muda tentang wirausaha. Agar dikemudian hari lahir pelaku-pelaku usaha baru
yang mampu mengembangkan potensi yang ada. Sehingga dapat memiliki *multi
player effect *terhadap penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan
kesejahteraan.

Usaha-usaha baru yang dirintis kaum muda biasanya berdasarkan pada minat dan
hobby. Seperti pendirian Toko Distro dan pembuatan Kaos Oblong merupakan
cerminan kreatifitas kaum muda. Hal ini tidak menjadi masalah, karena model
wirausaha seperti ini yang akan menjadi modal awal menuju usaha dalam skala
besar dikemudian hari. Apalagi kalau ditata dengan baik dan tetap konsisten
dengan wirausaha berbasis minat dan hobby tersebut, peluang menjadi besar
tetap terbuka.

Namun persaingan dengan dunia luar tetap akan terjadi. Permodalan yang minim
biasanya menjadi kendala utama untuk melanjutkan ekspansi usaha. Seringkali
disaat sulit tersebut, banyak yang terjerembab dalam kebangkrutan. Untuk
mengatasi kondisi tersebut, peran pemerintah sangat penting guna memproteksi
usaha-usaha kaum muda agar tidak mudah rapuh diterjang kompetisi pasar yang
tidak sehat. Lain soal kalau usaha-usaha tersebut sudah berskala besar, daya
tahannya akan lebih kuat.

Menyiapkan kaum muda yang memiliki jiwa enterpreneurhip merupakan langkah
strategis untuk menyongsong perubahan zaman yang berubah cepat. Di Negara
Maju seperti Amerika Serikat jumlah wirausahawan mencapai 11,5 persen dari
total penduduknya, Singapura memiliki 7,2 persen wirausahawan dari total
penduduknya. Adapun Indonesia hanya memiliki wirausahawan 0,18 persen dari
total penduduk. Padahal jumlah penduduk Indonesia sudah diatas 220 juta,
idealnya memiliki wirausaha sebanyak 5 persen dari total penduduknya agar
bisa maju.

Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan Pemerintah untuk membangun visi
kewirausahaan kaum muda dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan baik
formal maupun informal. Pemerintah perlu memikirkan kurikulum yang berbasis
wirausaha. Pengembangan pendidikan diarahkan menuju kemampuan memiliki *life
skill*. Sedangkan untuk pendidikan informal, perlu digagas
pelatihan-pelatihan wirausahawan muda yang lebih adaptif dan sesuai minat
kaum muda.

Selain itu perlu adanya kontribusi Pemerintah dalam hal memfasilitasi
pembentukan pusat-pusat pendidikan inkubasi kewirausahaan yang akan menjadi
jembatan antara *user* dan produsen. Selama ini kelemahan wirausaha sering
terkendala masalah akses jaringan pemasaran dan permodalan.

Peran pemerintah dalam hal permodalan juga dirasa sangat penting, guna
mendorong wirausaha kaum muda dapat berkembang. Dalam hal ini dunia
Perbankan diharapkan mampu memfasilitasi wirausaha kaum muda agar bisa
menjadi stimulus bagi perkembangan usahanya.

Namun demikian, Untuk menjadikan kaum muda bervisi wirausahawan memerlukan
waktu dan proses yang panjang. Dalam prosesnya harus selalu diiringi dengan
kerja keras dan semangat pantang menyerah. Agar pengembangan kewirausahaan
ini bukan hanya beroreintasi hasil melainkan proses yang bernilai bagi
pelakunya.


Surabaya, 15 Januari 2009




Terimakasih,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar